Ketika peluru yang bebicara
Dan dentuman meriam menjadi makna
Darah terus mengalir dari jiwa yang berdosa
Membasahi bumi pertiwi yang kucinta
Asap keserakahan sang penguasa
Terus merasuki jiwa yang ada
Jiwa yang tuli akan kebenaran
Jiwa yang kosong akan harapan
Angguk.. tunduk.. dan runtuh
Teduduk kaku dalam bahasa diam
Ingin ku bangkit dan melawan
Tapi terpasung oleh kekuasaan
Langit sore dipertengahan mei kelabu
Menjadi saksi akan itu
Kemanahkah keadilan kan kucari
Pergi dan tak kujung kembali



Tidak ada komentar:
Posting Komentar